Home » » Hukum Mengadakan Selamatan Rumah Baru

Hukum Mengadakan Selamatan Rumah Baru



selamatan rumah baru

Seringkali kita menjumpai di tengah masyarakat terdapat tradisi selamatan (walimahan) ketika memasuki rumah baru, yang menurut orang jawa disebut dengan istilah " Slup-slupan ". Dalam acara tersebut, bisanya di isi dengan pembacaan surat al-Baqoroh, membaca al-Qur'an sampai selesai, Yasin, tahlilan dll, sesuai dengan keinginan masing-masing.
Pertanyaan:
Bagaimana hukum mengadakan acara tersebut menurut perspektif fiqih?.
Jawab: Walimah yang diadakan ketika seseorang selesai dari membangun rumah atau membelinya dalam fiqih dikenal dengan istilah Walimah Waqîroh yang hukumnya disunnahkan.  
al-Bayân :
Terlebih dahulu perlu diketahui, bahwa selamatan (walimahan) yang diadakan ketika seseorang menempati rumah baru (slup slupan-jawa), menurut fiqih dikenal dengan istilah " Walimah Wakîroh[1] ".
Sebagaimana keterangan :
وَإِذَا بَنَى الرَّجُلُ دَارًا أَوِ اشْتَرَاهَا فَأَطْعَمَ قِيلَ طَعَامُ الْوَكِيرَةِ أَيْ مِنْ الْوَكْرِ
Ketika seseorang telah selesai membangun rumah atau membeli rumah, kemudian ia memberi jamuan makanan kepada orang lain, maka itu disebut tho'âmul wakîroh.[2]
      Sedang hukum mengadakan acara tersebut menurut madzhab Syafi'i masih terjadi perbedaan pendapat. Menurut sebagian ulama' menghukumi wajib, sedang menurut jumhurul ulama' menghukumi sunnah. Sebagaimana keterangan:
اخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي حُكْمِ فِعْل الْوَكِيرَةِ وَالدَّعْوَةِ إِلَيْهَا : فَقَال الشَّافِعِيَّةُ : الْوَكِيرَةُ ـ كَسَائِرِ الْوَلاَئِمِ غَيْرَ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ مُسْتَحَبَّةٌ، وَلَيْسَتْ بِوَاجِبَةٍ، عَلَى الْمَذْهَبِ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ،
Pakar ulama' fiqh masih beda pendapat dalam menghukumi mengadakan acara walimah wakiroh dan menghadiri undangannya. Ulama' Syafi'iyyah berkata, Walimah Wakirah itu hukumnya sama seperti walimah-walimah lainya yang selain Walimatul 'Urs, yaitu hukumnya sunnah bukan wajib menurut pendapat madzhab, dan pendapat ini didukung oleh jumhurul ulama'.[3]
الْوَلِيمَةُ لِلْبِنَاءِ : هِيَ مُسْتَحَبَّةٌ ، كَبَقِيَّةِ الْوَلاَئِمِ الَّتِي تُقَامُ لِحُدُوثِ سُرُورٍ أَوِ انْدِفَاعِ شَرٍّ ، وَتُسَمَّى الْوَلِيمَةُ لِلْبِنَاءِ ( وَكِيرَةٌ ) -إِلَى أَنْ قَالَ- وَقَدْ ذَكَرَ بَعْضُ الشَّافِعِيَّةِ قَوْلاً بِوُجُوبِهَا ؛ لِأَنَّ الشَّافِعِيَّ قَال : بَعْدَ ذِكْرِ الْوَلاَئِمِ - وَمِنْهَا الْوَكِيرَةُ - : وَلاَ أُرَخِّصُ فِي تَرْكِهَا .
“Hukum mengadakan acara Walimah Lil Bina' itu dianjurkan oleh agama, sebagaimana walimah-walimah lainnya, yang mana walimah tersebut diadakan karena mendapatkan kebahagian yang baru datang atau terhindar dari kejelekan. Walimah lil Bina' juga disebut dengan Walimah Wakirah…Sebagian ulama' madzhab Syâfi'i mengutarakan satu pendapat yang menghukumi wajib, karena imam Syâfi'i setelah menuturkan beberapa walimah kemudian ia berkata, termasuk walimah adalah Walimah Wakirah, dan saya (imam Syâfi'i) tidak memberikan rukhsoh (tidak memberikan kemurahan) untuk meninggalkannya.[4]
Sedang mengisi acara Walimah Wakirah dengan pembacaan surat al-Baqoroh atau surat-surat lainnya hukumnya tidak apa-apa, selama tidak ada penghususan, bahkan hal tersebut dianjurkan oleh agama, dengan berdasarkan hadits Nabi r :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ r قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ. (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya rasulullah r telah bersabda, "Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syetan akan lari dari  rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah” (HR. Muslim no. 780).
إِنَّ قَوْلَهُ r ( لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا ) أَمَرَ مِنْهُ r بِأَنْ نَجْعَلَ شَيْئًا مِنْ عِبَادَتِنَا فِي الْبُيُوْتِ، مِنَ الصَّلاَةِ، وَمِنَ الذِّكْرِ، وَالدُّعَاءِ، وَتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ،
Ucapan beliau nabi yang berbunyi " Lâ taj'alû Buyutakum qubûron" maksudnya adalah beliau nabi r memerintahkan kepada kita agar rumah kita dijadikan tempat untuk beribadah, mulai dari membaca shalawat, dzikir, berdo'a dan membaca al-Qur'an.
إِنَّ لِكُلِّ شَىْءٍ سَنَامًا وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ الْبَقَرَةُ , مَنْ قَرَأَهَا فِىْ بَيْتِهِ لَيْلاً لَمْ يَدْخُلْهُ شَيْطَانٌ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ (أبو يعلى ، وابن حبان ، والطبرانى ، والضياء عن سهل بن سعد(
Setiap perkara itu memiliki punuk, sedangkan punuknya al-Qur'an adalah surat al-Baqoroh, barang siapa membaca surat al-Baqoroh dirumahnya pada malam hari, maka syetan tidak akan masuk kedalam rumah tersebut selama tiga hari ". [5]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: مَا مِنْ بَيْتٍ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ إِلاَّ خَرَجَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضِرَاطٌ.
" Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ûd, ia berkata; tiada rumah yang didalamnya dibacakan surat Al-Baqoroh kecuali syetan akan keluar dari rumah tersebut dan lari terbirit-birit ".
وَمِنْهُ كُوْنُ الْبَيْتِ الَّذِيْ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ يَفِرُّ مِنْهُ الشَّيْطَانُ، وَلاَ يَدْخُلُهُ أَبَدًا.اهــ
Rumah yang didalamnya dibacakan surat al-Baqoroh dan Ali 'Imron, maka syetan akan lari dari rumah tadi, dan tidak akan masuk kedalam rumah selama-lamanya.[6]
عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : البيت الذي يقرأ فيه القرآن يتراءى لأهل السماء كما تتراءى النجوم لأهل الأرض
Dari 'Aisyah radliyallahu 'anhâ, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Rumah yang didalamnya dibuat membaca al-Qu'an, itu bisa terhilat oleh penghuni langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang bagi penghuni bumi".[7]
إِنَّ الْبَيْتِ الَّذِىْ يُتْلَى فِيْهِ الْقُرْآنُ اِتَّسَعَ بِأَهْلِهِ وَكَثُرَ خَيْرُهُ وَحَضَرَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ وَخَرَجَتْ مِنْهُ الشَّيَاطِيْنُ وَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِيْ لاَيُتْلَى فِيْهِ كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ ضَاقَ بِأَهْلِهِ وَقَلَّ خَيْرُهُ وَخَرَجَتْ مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ وَحَضَرَتْهُ الشَّيَاطِيْنُ.
Sesungguhnya sebuah rumah yang digunakan membaca al-Qur'an itu para ahlinya akan dilapangkan dan diluaskan rizkinya, banyak kebaikannya. Dihadiri para malaikat. Dan syetan-syetan akan keluar dari rumah tersebut. Dan sesungguhnya rumah yang tidak digunakan untuk membaca al-Qur'an penghuninya akan merasa sempit dan rizkinya sulit, sedikit kebaikannya, para malaikat keluar dari rumah tersebut, dan rumah tadi akan didatangi oleh syetan".[8]


[1] . Wakîroah secara bahasa berasal dari masdar Wakri yang berarti "sarang". Sedang pengertian Wakiroh adalah makanan yang dibuat oleh seseorang ketika selesai membangun. Secara isthilah adalah:
وَفِي الاِصْطِلاَحِ هُوَ الطَّعَامُ الَّذِي يُتَّخَذُ عِنْدَ الْفَرَاغِ مِنْ بِنَاءِ الدُّورِ فَيُدْعَى إِلَيْهِ
Wakirah secara ishtilah ialah makan yang dibuat ketika selesai mendirikan rumah.
[2]. Musykil al-Atsâr (CD Maktabah Syâmelah). vol IV hlm: 303. al-Fiqhu 'Alâ al-Madzâhib al-Arba'ah (CD Maktabah Syâmelah). vol II hlm: 22.. Al-Hâwî fî Fiqhi As-Syâfi'i (CD Maktabah Syâmelah). vol IX hlm: 555.  
[3] . al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuawtiyyah, (CD Maktabah Syâmelah). vol 45 hlm 116.
[4] . Ibid. vol VII hlm: 207.
[5] . Imam Suyuthi, "Jam'ul Jawâmi' Aw al-Jami'" Al-Kabir (CD Maktabah Syâmelah). vol I hlm: 7719. Hadits ke-1506.
[6] . Syarah Fath al-Majid. (CD Maktabah Syâmelah). vol 43 hlm: 6.
[7] . Abû Bakr  Ahmah bin al-Husain al-Baihaqî "Syuab al-Imân". (CD Maktabah Syâmelah). vol II hlm: 341.
[8] . Muhammad bin Muhammad al-Ghozâlî abû Hamid "Ihya' 'Ulûmuddîn". (CD Maktabah Syâmelah). vol I hlm: 274.
Thanks for reading Hukum Mengadakan Selamatan Rumah Baru

Share this

abaoutme

About Me

Muhammad Ihsan: Berasal dari Boyolali, tinggal di Kedunggobyak, Sobokerto, Ngemplak Boyolali Jateng. Coba-coba belajar mendesain template sekaligus menjadi admin blog ini.
« Previous
« Prev Post
Oldest

Berlangganan via email

1 komentar:

  1. The casino is your chance to get the hang of a slot machine
    Welcome to the new casino of 2021, The 광명 출장마사지 Casino! The 구미 출장마사지 game you've created has become a true 울산광역 출장안마 Las Vegas-style 강원도 출장안마 casino 안동 출장안마 staple,

    BalasHapus